Jumat, 20 Agustus 2010

Blog Bisnis dan Investasi

Blog Bisnis dan Investasi


Belajar dari Tragedi Ledakan Tabung Gas Elpiji

Posted: 20 Aug 2010 09:30 AM PDT

Akhir-akhir ini banyak kita temui di berbagai media seperti koran, televisi dan internet berita  mengenai meledaknya tabung gas elpiji. Sudah banyak korban yang berjatuhan, baik yang memakai tabung 12 kg dan utamanya tabung 3 kg.

Ada satu hal penting yang kurang diperhatikan dalam kebijakan konversi gas yang lalu. Ketika kita handling zat atau sesuatu yang berbahaya, kebutuhan utama konsumen yang harus diperhatikan adalah safety.

Dari kasus meledaknya tabung gas elpiji ini ada pihak yang mendapatkan "berkah"nya. Yaitu sebuah perusahaan gas swasta yang kini diburu oleh konsumen yang ketakutan jika tabung gas elpijinya tiba-tiba meledak.

Perusahaan ini bisa dibilang perusahaan kreatif karena perusahaan ini jeli dalam mengambil segmen pasar khusus yang perilaku konsumennya tidak memperdulikan masalah harga.

Permintaannya naik tajam, terbukti dari sulitnya mendapatkan regulator dari agen–agennya yang sudah tersebar. Bahkan terkadang untuk mendapatkanya, seseorang harus memesan dan menunggu dalam hitungan minggu hingga bulan.

Dan kalau saya perhatikan, perusahaan ini tidak menawarkan gas mereka yang lebih hemat. Tidak juga tentang harga, seperti yang telah saya sebutkan diatas. Harga yang ditawarkan perusahaan ini jauh di atas harga gas elpiji pemerintah. Bukan juga tentang nyala api yang jauh lebih baik.

Apa yang membuat gas produksi perusahaan ini diburu oleh konsumen? Karena perusahaan ini menjawab kebutuhan utama dari konsumen elpiji saat ini yakni KEAMANAN. Dan ketika berbicara masalah yang menyangkut keamanan jiwa seseorang, maka dia akan berani membayar lebih untuk itu.

Perusahaan ini juga mampu mengkomunikasikan keunggulannya ke konsumen dengan motto yang menarik, yakni CITRA KEAMANAN MEMASAK. Sebuah janji yang diberikan dan memberikan keunggulan kompetitif karena hal tersebut tidak diberikan oleh pesaing.

Perusahaan ini juga didukung oleh infrastruktur yang kuat untuk mewujudkan janji safety-nya ke pelanggan dengan mengeluarkan regulator yang berbeda dengan regulator elpiji biasa. Regulator ini mempunyai 2 sistem pengamanan yang mencegah terjadinya kebocoran gas. Satu untuk mengunci tabung gas, satu katup yang lain berfungsi untuk menyalurkan dan menghentikan aliran gas.

Pada saat pertama kali saya menganalisa perusahaan ini, saya berpikir bahwa perusahaan ini harus lebih mengintensifkan komunikasi melalui iklan dengan menujukkan kelebihannya yakni dari sisi keamanannya.

Kemudian memperbanyak jaringan distribusinya, karena selama ini orang banyak mencari produk ini tetapi kesulitan untuk mencari agen-agennya. Tapi tentunya perusahaan ini sudah berpikir ke arah itu. Hanya saja karena meningkatnya permintaan yang di luar dari perkiraan mereka, maka perusahaan ini mungkin lebih memprioritaskan pada pengadaan infrastruktur terlebih dahulu.

Jika perusahaan ini benar-benar mampu memenuhi janji keamanannya kepada konsumen, sudah barang tentu branding merek perusahaan gas teraman akan terpatri dalam benak konsumen. Dan jika sudah dipersepsikan di benak pelanggan (mind share), tahap selanjutnya adalah memikat hati pelanggan (heart share).

Apabila branding sudah mencapai tahap ini, perusahaan tidak akan khawatir jika di masa depan ada "penumpang" yang datang meramaikan persaingan. Mengapa? Karena dia sudah memenangkan hati konsumen dengan membangun hubungan baik kepada para pelanggannya.

Kalau anda, bagaimana jika saya tanya pendapat anda tentang contoh masalah bisnis di atas ?

(penulis : Jack, sumber gambar : beritajakarta.com)

 Belajar dari Tragedi Ledakan Tabung Gas Elpiji

Related posts:

  1. Kesalahan Terbesar Adalah Tidak Belajar dari Kesalahan di Masa Lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar