Senin, 20 September 2010

Ariefrizky.com

Ariefrizky.com


Uang dan Kesuksesan

Posted: 18 Sep 2010 12:07 AM PDT

Photobucket

Guest Writer : Agus Siswoyo

Apa kabar sobat blogger? Kali ini saya numpang menulis untuk berbagi cerita seputar Lebaran Idul Fitri kemarin. Materinya nggak berat-berat amat. Tapi cukup berguna bagi saya yang masih berjiwa muda dan ABG, seperti yang punya blog ini. Halah… Ngaku aja kalau takut dibilang penuaan dini. :D

Teman… Lebaran identik dengan bagi-bagi angpao. Isinya bermacam-macam uang pecahan. Dari seribuan, lima ribu, sepuluh ribu hingga dua puluh ribu rupiah. Kali ini lakon kita, Haji Sadeli (nama samaran) lagi menyiapkan segepok duit untuk dibagikan kepada anak tetangga kiri kanan rumahnya. Nggak pandang bulu. Anak siapapun yang mampir ke rumahnya pasti dapat sangu.

Pasangan Haji dan Hajjah Sadeli ini adalah pedagang kaya yang belum dikaruniai putra. Salah satu sumber kebahagiaan mereka adalah kalau bisa berbagi manfaat dengan tetangga kanan-kirinya. Kadang tidak berupa uang. Urun pikiran dan berbagi pengalaman berdagang pun sering diobrolkan dengan tetangga.

Lalu di sudut kota lain, saya berkenalan secara akrab dengan salah satu wirausahawan yang bisnisnya lagi booming. Namanya Pak Tony (nama samaran lagi). Singkat cerita, beliau beserta anggota keluarga lain berencana mudik ke kota L selama 5 hari. Jaraknya lumayan jauh. Kalau ditempuh pakai mobil pribadi kira-kira butuh 5 jam perjalanan.

Permasalahannya, Pak James ini nggak tega kalau harus ninggalin rumah beserta isinya. Khawatir kalau ada apa-apa selama ditinggal mudik. Lagipula, cari penjaga rumah yang bisa dipercaya kan sulitnya minta ampun. Sudah terlalu sering kisah pagar makan tanaman terjadi di lingkungan rumah Pak Tony.

Akhirnya, selama mudik 5 hari kemarin Pak James selalu sport jantung. Hatinya selalu merasa was-was bila terjadi perampokan terhadap isi rumah seharga 1 M tersebut. Jaminan keamanan 24 jam dari pihak security perumahan tidak membuatnya tenang. Pikirannya terus ke arah bagaimana menjaga supaya hartanya tidak kabur dibawa orang.

Menata Mindset Terhadap Uang

Apa yang kita petik dari cerita di atas? Ternyata uang bukan satu-satunya parameter kebahagiaan dan kesuksesan seseorang. Uang tidak serta merta menjamin ketenangan batin menjalani hidup. Karena kehidupan ini begitu kompleks sehingga banyak faktor yang membentuk kesan dan pemahaman arti sukses dan bahagia.

Uang bisa menjadi pisau bermata ganda bila kita tepat menentukan mindset. Yang jelas, uang bukanlah sumber aneka bentuk tindak kriminalitas. Pencuri kelas copet, jambret, pengutil hingga koruptor kas negara tidak bisa menumpahkan kesalahan kepada uang dan pabrik uang (baca: BI). Masalahnya lebih banyak kepada bagaimana kita mengambil sikap terhadap uang. Lebih spesifik lagi, penyakit itu bernama cinta uang.

Namun saya juga bukan orang yang anti uang. Saya aja girang setengah mati kalau ada email order menulis datang. :D Tetap saja kita butuh duit untuk menjalankan aktifitas hidup. Untuk itu, ada satu kalimat bahasa Inggris yang saya suka:

We can not give what we do not have.

Gimana kita bisa memberi bantuan kepada orang lain kalau kenyataannya kita nggak punya apa-apa. Apa kita mau memberikan barang curian kepada orang lain? Pastinya tidak ada satupun dari Anda yang berharap mengalami hal ini.

Lalu, apa kesimpulannya? Meminjam kalimat Johanes Lim dalam buku Just Duit! idealnya kita bisa menempatkan uang bukan sebagai tujuan. Tetapi sebagai alat atau media untuk membuat diri kita lebih berguna bagi diri sendiri, keluarga dan orang lain. Karena kalau uang yang menjadi tujuan, manusia cenderung menghalalkan segala cara dan lupa akan adanya hukum sebab akibat.

Bagaimana dengan Anda? Apa yang telah Anda lakukan dalam memaknai uang dan kesuksesan? Mari berbagi cerita disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar